Kemenag Malteng Membuka Sampul UN Madrasah Tulehu



AMBON (Amboina News)-Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Maluku Tengah membuka sampul Ujian Nasional (UN) yang berpusat di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulehu (4/4-2016).

Ujian Nasional (UN) yang di selenggarakan secara serempak seluruh indonesia pada 4 April 2016  pembukaan sampul Ujian Nasional untuk sekolah di     Maluku Tengah di pusatkan Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulehu Kecamatan Salahutu  Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) berjalan dengan baik.

Peserta UN tahun 2016 ini mengalami peningkatan di bandingkan  tahun-tahun sebelumnya,ini menunjukan sangat baik peserta UN mengalami peningkatan hal ini di sampaikan Kepala Kantor Agama Malteng Usman Bahta yang di wawancara Senin (4/4) Kemarin.

Lanjut Usman Bahta bahwa  UN untuk  sekolah MA tahun ini mencapai 803 siswa di bandingkan tahun-tahun kemarin, hanya 600 siswa  yang mengekuti UN.

Bahta mengharapkan dengan  kegiatan ini kita mempunyai planning dan perancanaan, Sehingga kegiatan ini di lengkapi berbagai instrument dan regulasi yang petunjuk teknis, agar kegiatan UN benar-benar berhasil sesuai dengan harapan, dalam mengawal dan mempersiapkan anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih khususnya di Malteng.

 Seluruh stokcholder baik dari pengawas maupun panitia UN ini tentu di harapakan berpedoman kepada Prosudur Operasional Standar (POS) yang telah di tetapkan oleh Badan Nasional Pendidikan.

Ini merupakan acuan,  dan panitia berpegang pada  acuan itu dan  di jadikan upaya untuk bagaiman UN sebagai representatif  dari standar nasional.
Strategi kebijakan nasional tentu harus di harapkan juga di laksanakan sampai di daerah-daerah terpencil.

Ada beberapa MA di Malteng yang belum mengekuti ujian secara online hal ini di karenakan karena fasilitas-fasilitas belum memadai di seluruh sekolah MA, untuk itu kedepan MA bisa secara online,Tangkasnya.(jj)

Kemenag Malteng Membuka Sampul UN Madrasah Tulehu



AMBON (Amboina News)-Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Maluku Tengah membuka sampul Ujian Nasional (UN) yang berpusat di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulehu (4/4-2016).

Ujian Nasional (UN) yang di selenggarakan secara serempak seluruh indonesia pada 4 April 2016  pembukaan sampul Ujian Nasional untuk sekolah di     Maluku Tengah di pusatkan Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulehu Kecamatan Salahutu  Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) berjalan dengan baik.

Peserta UN tahun 2016 ini mengalami peningkatan di bandingkan  tahun-tahun sebelumnya,ini menunjukan sangat baik peserta UN mengalami peningkatan hal ini di sampaikan Kepala Kantor Agama Malteng Usman Bahta yang di wawancara Senin (4/4) Kemarin.

Lanjut Usman Bahta bahwa  UN untuk  sekolah MA tahun ini mencapai 803 siswa di bandingkan tahun-tahun kemarin, hanya 600 siswa  yang mengekuti UN.

Bahta mengharapkan dengan  kegiatan ini kita mempunyai planning dan perancanaan, Sehingga kegiatan ini di lengkapi berbagai instrument dan regulasi yang petunjuk teknis, agar kegiatan UN benar-benar berhasil sesuai dengan harapan, dalam mengawal dan mempersiapkan anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih khususnya di Malteng.

 Seluruh stokcholder baik dari pengawas maupun panitia UN ini tentu di harapakan berpedoman kepada Prosudur Operasional Standar (POS) yang telah di tetapkan oleh Badan Nasional Pendidikan.

Ini merupakan acuan,  dan panitia berpegang pada  acuan itu dan  di jadikan upaya untuk bagaiman UN sebagai representatif  dari standar nasional.
Strategi kebijakan nasional tentu harus di harapkan juga di laksanakan sampai di daerah-daerah terpencil.

Ada beberapa MA di Malteng yang belum mengekuti ujian secara online hal ini di karenakan karena fasilitas-fasilitas belum memadai di seluruh sekolah MA, untuk itu kedepan MA bisa secara online,Tangkasnya.(jj)

Walikota Ambon:Persiapan Ujian Nasional Untuk Kota Ambon Sudah Maksimal



AMBON (Amboina News)--Walikota Ambon memantau pelaksanaan Ujian Nasional hari pertama dengan mengunjungi SMA 1 Ambon yang di ikuti  285 siswa yang di bagi dalam 3 sesi (4/04).

Dalam kunjungan ini, Walikota Ambon Ricard louhanapessy mengatakan bahwa persiapan pemerintah Kota Ambon untuk melaksanakan Ujian Nasional sudah maksimal.

Ujian nasional yang di selenggarakan serentak di seluruh Indonesia ini, untuk Kota Ambon sendiri ,yang mengikuti Ujian Nasional tahun 2016 berjumlah 4813 siswa dan yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer yaitu SMA 1 Ambon,SMA Siwalima Ambon,SMK 1,SMK 2,SMK 3 dan SMK 7.

Untuk sekolah yang hari ini mengiktuti ujian berbasis komputer “Kata Walikota Ambon Richard Louhanapessy, karna dengan sistim komputer ini, peluang untuk anak-anak  di bantu dan di curangi oleh guru sangat kecil  dan apa yang di kehendaki oleh Menteri Pendidikan RI  untuk mengedepankan intergritas dengan ujian berbasis komputer  akan terwujud.

Lanjut Walikota ia menekankan untuk sekolah sekolah di kota Ambon yang masih menggunakan ujian sistim manual,selalu mengedepankan intergritas, prestasi tinggi itu otomatis kerena semuanya  ini terkait dengan masa depan anak-anak.

“Saya selalu tekankan ,prestasi bukan karena  kwalitasnya, bukan pada jumlah lulusanya,kalau misalkan lulus 100 persen  karena prestasi computer, ini menjadi kembanggaan kita semua ,tapi misalnya lulus 100 persen dengan sistim manual, itu harus uji, apakah ada intervensi guru apakah tidak “tegas Ricard Louhanapessy.
Kata walikota lagi “Buat saya yang penting secara kualitatif mereka betul-betul  teruji bukan soal jumlahnya ,kalau jumlahnya 90 persen itu bukan ukuran, yang utama adalah penegakan kualitatifnya.

Pelaksanaan Ujian Nasional 2016 untuk hari pertama ini berjalan dengan baik dan aman dan kita doa bersama sehingga anak –anak dapat mengikuti ujian tampa hambatan “Tutur Walikota Ambon.(jj)

Sopi Hukurila Akan Di Jadikan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia



AMBON (Amboina News)— Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku dalam mengintenverifikasi Warisan Budaya Tak benda di Maluku  di usulkan  menjadi Warisan budaya Tak benda  Indonesia untuk tahun 2016 ini berjumlah 7,di antaranya sopi.hal ini di sampaikan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku Stevanus Tiweri di ruang kerjanya (18/03).

Mengapa sopi di usukan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia kata Tiweri, karena kalau bicara soal ritual adat orang Maluku, sopi  tidak bisa di lepas pisahkan dari orang Maluku karena sopi itu  merupakan salah satu pelengkap ritual adat ,masyarakat adat di Maluku.”jadi kita ingin mengembalikan  nilai nilai adat dari sopi itu sendiri.

Sehingga tahun 2016 ini Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku mengusulkan Sopi menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Di jelaskannya pula bahwa  sebenarnya sopi tidak bisa di perdagangkan dan di komsumsi sembarangan tetapi Sopi bisa di komsumsi di saat acara-acara adat atau acara keluarga saja,seperti dalam  hubungan kekeluargaan,ketika kita bertamu atau hanya lewat, kemudian di panggil untuk mampir pasti di suguhkan sopi di lengkapi dengan siri,pinang dan tembakau.

karena kata Tiweri di setiap rumah di kampung pasti ada sopi akan tetapi  tidak di komsumsi tiap hari tapi di sediakan dikala ada keluarga  yang datang atau mampir sehingga satu botol sopi itu bisa di komsumsi sampai satu tahun baru habis.

“Memang Produksi sopi tersebar hampir ada di seluruh Maluku namun sopi dari Desa   Hukurila Kecamatan kota Ambon di usulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tapi untuk  kelengkapan ritual pelaksana upacara-upacara adat kita ambil di Maluku Tenggara”tandas Tiweri.
Dengan keinginan Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku untuk mengembalikan sopi dalam fungsi ritualnya dan bisa ada saat-saat ritual adat  maka kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku, ini  juga bisa mendorong adanya  regulasi Perda yang mengatur tentang cara penggunaan sopi sebagai pelengkap ritual adat di Maluku.

Lanjut Tiweri ,Warisan Budaya Tak Benda di Maluku yang sudah di tetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia   yaitu Tari seka besar,tari maku-maku,taispek ini tahun 2013,tahun 2014 tari cakalele siamale dari banda,cuci parigi dari banda,Tiarka ,poya (ukiran poerahu),2015 pela,inasua ,cuci negeri soya,obor patimura.Tahun 2016 yang di usul itu sasi,sopi ,baeleo,abda’u (upacara hari raya kurban di tulehu),pukul menyapu di mamala dan morela,belang dan buka puang (buka kampong) di Banda. (JJ)

Sopi Hukurila Akan Di Jadikan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia



AMBON (Amboina News)— Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku dalam mengintenverifikasi Warisan Budaya Tak benda di Maluku  di usulkan  menjadi Warisan budaya Tak benda  Indonesia untuk tahun 2016 ini berjumlah 7,di antaranya sopi.hal ini di sampaikan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku Stevanus Tiweri di ruang kerjanya (18/03).

Mengapa sopi di usukan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia kata Tiweri, karena kalau bicara soal ritual adat orang Maluku, sopi  tidak bisa di lepas pisahkan dari orang Maluku karena sopi itu  merupakan salah satu pelengkap ritual adat ,masyarakat adat di Maluku.”jadi kita ingin mengembalikan  nilai nilai adat dari sopi itu sendiri.

Sehingga tahun 2016 ini Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku mengusulkan Sopi menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Di jelaskannya pula bahwa  sebenarnya sopi tidak bisa di perdagangkan dan di komsumsi sembarangan tetapi Sopi bisa di komsumsi di saat acara-acara adat atau acara keluarga saja,seperti dalam  hubungan kekeluargaan,ketika kita bertamu atau hanya lewat, kemudian di panggil untuk mampir pasti di suguhkan sopi di lengkapi dengan siri,pinang dan tembakau.

karena kata Tiweri di setiap rumah di kampung pasti ada sopi akan tetapi  tidak di komsumsi tiap hari tapi di sediakan dikala ada keluarga  yang datang atau mampir sehingga satu botol sopi itu bisa di komsumsi sampai satu tahun baru habis.

“Memang Produksi sopi tersebar hampir ada di seluruh Maluku namun sopi dari Desa   Hukurila Kecamatan kota Ambon di usulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tapi untuk  kelengkapan ritual pelaksana upacara-upacara adat kita ambil di Maluku Tenggara”tandas Tiweri.
Dengan keinginan Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku untuk mengembalikan sopi dalam fungsi ritualnya dan bisa ada saat-saat ritual adat  maka kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku, ini  juga bisa mendorong adanya  regulasi Perda yang mengatur tentang cara penggunaan sopi sebagai pelengkap ritual adat di Maluku.

Lanjut Tiweri ,Warisan Budaya Tak Benda di Maluku yang sudah di tetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia   yaitu Tari seka besar,tari maku-maku,taispek ini tahun 2013,tahun 2014 tari cakalele siamale dari banda,cuci parigi dari banda,Tiarka ,poya (ukiran poerahu),2015 pela,inasua ,cuci negeri soya,obor patimura.Tahun 2016 yang di usul itu sasi,sopi ,baeleo,abda’u (upacara hari raya kurban di tulehu),pukul menyapu di mamala dan morela,belang dan buka puang (buka kampong) di Banda. (JJ)